Lifestyle

Jenis-Jenis Hidroponik Terpopuler di Indonesia, Cara Berkebun Efektif

Editor 1 minggu yang lalu 1 Viewer

Jenis-jenis hidroponik dapat menjadi solusi ideal untuk Anda yang ingin bercocok tanam. Hidroponik adalah metode penanaman tanaman dengan menggunakan larutan nutrisi berbasis air. Istilah "hidroponik" sendiri berasal dari kata "hidro", yang berarti air, dan "ponos", yang berarti kerja.

Dengan memahami berbagai macam sistem hidroponik, Anda dapat memilih teknik yang paling sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini adalah berbagai jenis hidroponik yang patut dicoba.

Jenis-Jenis Hidroponik yang Unik

Hidroponik dapat dilakukan dengan berbagai metode. Berbagai jenis hidroponik ini mencakup berbagai teknik yang digunakan dalam sistem tersebut, dari teknik yang sederhana hingga yang lebih canggih. 

Sistem hidroponik pertama kali diperkenalkan oleh Dr. WF Gericke dari Universitas California, Amerika Serikat. Berikut ini jenis-jenis hidroponik yang menarik untuk dicoba.

1. Hidroponik Kultur Air

Hidroponik kultur air

Hidroponik kultur air

Hidroponik kultur air atau sistem kultur air adalah salah satu teknik sederhana dalam berbagai jenis hidroponik. Dalam sistem ini, tanaman biasanya ditempatkan pada platform dari Styrofoam yang mengapung langsung di atas larutan nutrisi.

Kultur air merupakan pilihan ideal untuk menanam selada, yang merupakan tanaman yang sangat menyukai air. Hanya sedikit tanaman lain yang dapat tumbuh dengan baik dalam sistem ini.

BACA JUGA: 7 Jenis Ikan Hias Air Tawar yang Bisa Anda Pelihara

2. Hidroponik Sumbu

Sistem sumbu adalah jenis sistem hidroponik yang paling sederhana dan tidak memerlukan listrik, pompa, atau aerator. 

Dari berbagai jenis sistem hidroponik, ini adalah satu-satunya yang sepenuhnya pasif, artinya tidak memerlukan aliran listrik. Sistem sumbu cocok untuk tanaman kecil yang membutuhkan sedikit air atau nutrisi.

3. Aeroponik

Aeroponik bukanlah metode paling mudah dalam bercocok tanam hidroponik, tetapi konsepnya cukup sederhana. Dalam teknik ini, tanaman digantung di udara dan larutan nutrisi disemprotkan langsung ke sistem akar tanaman.

Larutan nutrisi dipompa melalui pipa yang dilengkapi dengan nosel kabut. Ketika tekanan terbentuk, semprotan akan mengenai akar tanaman dan larutan kemudian kembali ke reservoir.

4. Hidroponik NFT

Jenis hidroponik Nutrient Film Technique (NFT)

Jenis hidroponik Nutrient Film Technique (NFT)

Hidroponik Nutrient Film Technique atau NFT adalah salah satu jenis hidroponik yang cukup sederhana. Dalam sistem NFT, larutan nutrisi dipompa melalui saluran yang menampung berbagai tanaman. 

Saluran tersebut sedikit miring sehingga larutan nutrisi mengalir melalui saluran, melewati akar tanaman yang menggantung, dan kembali ke reservoir hidroponik.

Sistem ini sangat efektif karena akar tanaman dapat menyerap lebih banyak oksigen dari udara. Sistem hidroponik NFT paling cocok untuk tanaman dengan sistem akar kecil, seperti sayuran berdaun hijau, karena ukuran salurannya.

5. Hidroponik DFT

Hidroponik Deep Flow Technique atau DFT adalah variasi dari sistem hidroponik NFT. Alih-alih menggunakan lapisan tipis nutrisi, dalam metode ini, tanaman dikelilingi oleh larutan nutrisi setinggi sekitar 4 cm.

Teknik deep flow membuat sistem ini lebih aman karena akar tanaman tetap mendapatkan suplai nutrisi meskipun terjadi kegagalan pompa.

Namun, metode ini kurang umum digunakan karena dalam sistem yang lebih panjang atau besar, pasokan oksigen ke tanaman bisa tidak merata, yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang tidak konsisten.

6. Hidroponik Drip

Jenis hidroponik drip atau tetes

Jenis hidroponik drip atau tetes

Hidroponik drip atau sistem hidroponik tetes adalah salah satu jenis hidroponik yang mudah digunakan, diatur, dan dapat disesuaikan dengan berbagai teknik. Sistem ini sangat cocok untuk berbagai jenis tanaman.

Dalam metode ini, larutan nutrisi dipompa melalui tabung langsung ke pangkal tanaman. Ujung tabung menghasilkan tetesan yang memungkinkan larutan nutrisi menetes pada aliran yang dapat diatur, sehingga memenuhi media tanam.

7. Hidroponik Pasang Surut

Hidroponik pasang surut efektif untuk hampir semua jenis tanaman, termasuk beberapa sayuran akar. Sistem ini bekerja dengan membanjiri area tanam dengan larutan nutrisi pada interval tertentu.

Sistem hidroponik pasang surut sangat cocok untuk tanaman yang terbiasa dengan periode kekeringan. Beberapa tanaman berkembang dengan baik ketika mengalami periode kekeringan karena hal ini mendorong sistem akar mereka untuk tumbuh lebih besar dalam pencarian kelembaban. 

Dengan akar yang lebih besar, tanaman dapat menyerap lebih banyak nutrisi dan tumbuh lebih cepat.

BACA JUGA: Rekomendasi 12 Jenis Ikan Hias Air Laut, Cocok untuk Pemula

Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik

Hidroponik memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa di antaranya.

Kelebihan Hidroponik

  • Penggunaan Air yang Efisien: Hidroponik menggunakan lebih sedikit air dibandingkan dengan metode bercocok tanam tradisional karena larutan nutrisi dapat didaur ulang.
  • Pertumbuhan Tanaman yang Lebih Cepat: Tanaman dalam sistem hidroponik seringkali tumbuh lebih cepat karena mereka memiliki akses langsung ke nutrisi dan oksigen.
  • Kualitas Tanaman yang Lebih Baik: Karena kontrol yang lebih baik atas nutrisi dan lingkungan, tanaman hidroponik seringkali memiliki hasil yang lebih konsisten dan kualitas yang lebih tinggi.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit: Sistem hidroponik dapat mengurangi risiko hama dan penyakit tanah, yang seringkali mengganggu pertumbuhan tanaman dalam metode bercocok tanam konvensional.
  • Hemat Ruang: Hidroponik memungkinkan penanaman dalam ruang yang lebih kecil, bahkan di area urban atau dalam ruangan, memaksimalkan penggunaan ruang.

Kekurangan Hidroponik

  • Biaya Awal yang Tinggi: Sistem hidroponik, terutama yang canggih, dapat memerlukan investasi awal yang tinggi untuk peralatan dan instalasi.
  • Kebutuhan Pengetahuan Teknis: Hidroponik memerlukan pemahaman yang baik tentang nutrisi tanaman, pH, dan teknik lainnya, yang bisa menjadi tantangan bagi pemula.
  • Ketergantungan pada Listrik: Banyak sistem hidroponik bergantung pada listrik untuk pompa, aerator, dan pencahayaan, yang bisa menjadi masalah jika terjadi pemadaman listrik.

Itulah teknik hidroponik yang sudah dikenal dan diterapkan di Indonesia sejak tahun 1980-an. Jenis-jenis hidroponik di atas bisa Anda pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan untuk dijadikan hobi baru yang sangat produktif.